SEJARAH
PRAMUKA DI DUNIA DAN DI INDONESIA
·
SEJARAH PRAMUKA DI DUNIA
Pada tahun 1912 dengan babtuan adik perempuan Baden Powell
bernama Agnes maka terbentuklah organisasi pramuka untuk perempuan dengan
sebutan “Girls Guides“. Organisasi kepramukaan perempuan ini pun
dilanutkan oleh istri Baden Powell.
Selanjutnya di tahun 1916 di dirikanlah kelompok pramuka
siaga dengan nama CUB (anak srigala). Pedoman kegiatan yang dilakukan
berdasarkan dari sebuah buku yang berjudul “The Jungle Book”
karangan Rudyard Kipling.
Pada tahun 1918 Baden Powell kembali membentuk Rover Scout,
yaitu organisasi pramuka bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Selang empat
tahun kemudian yaitu tahun 1922 Powel menerbitkan buku menerbitkan buku ”Rovering
To Succes” buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh
sampannya menuju kepantai bahagia.
Jambore Dunia
Di
tahun 1920 merupakan tahun yang sangat berpengaruh dalam sejarah pramuka dimana
untuk pertama kalinya di adakan Jambore di dunia. Selain itu tahun ini juga
dibentuk Dewan Internasional pramuka yang beranggotakan 9 orang biro dan biro
pusat di London. Biro pramuka putra dunia memiliki lima kantor wilayah yaitu
Costa Rica, Mesir, Filipina, Swiss, dan Nigeria. Sedangkan untuk putri memiliki
lima kantor pusat sekretariat di London dan biro kantor wilayah di Amerika
Latin, Arab, Asia Pasifik, dan Eropa.
Jambore
Dunia ke-I di laksanakan di Olympia Hall, London. Dalam kegiatan tersebut
diundang pula peserta dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World ).
·
SEJARAH PRAMUKA DI INDONESIA
Dalam
perkembangan pemimpin-pemimpin gerakan nasional membentuk organisasi kepanduan
dengan tujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan siap menjadi kader
pergerakan nasional. Dalam waktu singkat muncul berbagai organisasi kepanduan
antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery),
NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery),
HW (Hisbul Wathon).
Kemudian
pemerintah Hindia Belanda memberikan larangan penggunaan istilah
Padvindery. Maka K.H. Agus Salim mengganti nama Padvindery menjadi Pandu
atau Kepanduan dan menjadi cikal bakal dalam sejarah pramuka di
Indonesia.
Setelah sumpah pemuda kesadaran nasional juga semakin
meningkat, maka pada tahun 1930 berbagai organisasi kepanduan seperti IPO, PK
(Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung melebur menjadi KBI
(Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada tahun 1931 dibentuk PAPI (Persatuan Antar
Pandu Indonesia) kemudian pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia).
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia organisasi Kepanduan
dilarang. Maka banyak dari tokoh Pandu yang beralih dan memilih masuk masuk
Keibondan, Seinendan, dan PETA.
Setelah proklamasi kemerdekaan kembali dibentuk orgasisasi
kepanduan yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 dan
menjadi satu-satunya organisasi kepanduan.
Pada tahun 1961 organisasi kepanduan di Indonesia terpecah
menjadi 100 organisasi kepanduan dan terhimpun dalam 3 federasi organisasi
yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO
(Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan
Puteri Indonesia). Sadar akan kelemahan terpecah-pecah akhirnya ketiga federasi
yang menghimpun bergabung menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia).
Sejarah pramuka di Indonesia di anggap lahir pada tahun 1961.
Hal tersebut didasarkan pada Keppres RI No. 112 tahun 1961 tanggal 5 April
1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan
susunan keanggotaan seperti yang disebutkan Presiden pada 9 Maret 1961.
Tentunya banyak yang bertanya, kenapa peringatan hari Pramuka
di peringati pada 14 Agustus?. Hal tersebut dikarenakan pada tanggal 14 Agustus
1961 adalah hari dimana Gerakan Pramuka di perkenalkan di seluruh Indonesia,
sehingga di tetapkan sebagai hari Pramuka yang di ikuti dengan pawai besar.
Sebelumnya presiden juga telah melantik Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari.
0 komentar:
Posting Komentar